Kamis, 24 November 2011

Infotainment & Entertainment News

Infotainment & Entertainment News

Apakah Infotainment sama dengan Entertainment News (atau yang lebih dikenal dengan E-News)?. Jawaban boleh ya atau tidak atau dengan penjelasan atau bebas apa saja. Namanya juga ngobrol sambil riset, jadi bertendensi untuk ngobrol ngalor-ngidul tapi tetap jalur televisi. Pertanyaan ditujukan pada teman-teman produser, kameramen, editor dan jurnalis yang bekerja di industri broadcast di Washington DC. Ini memang bukan riset akademis sekualitas AC Nielsen. Ini juga bukan riset kuantitatif sekelas penulisan disertasi mahasiswa S2 jurusan komunikasi atau broadkast. Ini memang murni riset personal untuk sekedar mengukur terminologi kata Infotainmen dalam format produksi Magazine Show di Indonesia. “Jangan-jangan selama ini saya salah menggunakan kata Infotainment?“, pikir saya.Hasilnya, cukup mengejutkan. Ternyata kata Infotainment memang tidak populer. Yang populer adalah Entertainment News. Mengapa? hampir semua responden menjawab bahwa format acara majalah televisi yang mengungkap kehidupan selebriti, gosip artis hingga kisah-kisah kawin cerai mempunyai unsur dimensi aktual dan faktual. Untuk itu, keseimbangan isi berita harus dan perlu didukung dengan berbagai akurasi data, pendapat, komentar hingga ke opini publik lewat wawancara Vox Pop. Ini sangat bertolak belakang dengan konsep program acara Infotainment yang justru tidak memerlukan adanya dimensi aktual dan faktual. Bagi industri televisi Amerika, format majalah Infotainment justru berkesan satu arah/satu jalur/satu tujuan walaupun disajikan dengan format kemasan gaya hiburan baik dari sudut penulisan naskah, reportase hingga ke set-artistik backdrop, namun isi dari format acara ini hanyalah menyajikan sebuah infomasi tentang suatu produk atau suatu penjelasan. Tidak ada unsur jurnalistik dibalik Infotainment.Contoh program Infotainment adalah program masak-memasak berisikan informasi tentang cara memasak. Mulai dari menu, bahan masakan hingga teknik menggoreng. Contoh lain, program agama tertentu yang berisikan informasi tentang features realita kehidupan hingga ke diskusi tentang kebaikan hidup didunia. Di televisi kabel Amerika Serikat, puluhan saluran berada dijalur Infotainment ini mulai dari Book Channel (24 jam membedah puluhan judul buku), History Channel (khusus Sejarah), Food Channel (semua tentang makanan), Fashion Channel (dunia fashion), dan puluhan lainnya. Di saluran inilah semua format Infotainment beradu kreatifitas. Bukan hanya lewat jalur format Majalah tapi sudah masuk ke rimba Talk Show, Variety Show hingga ke Reality Show. Dan semuanya dikemas secara non-fiksi tanpa mengikuti aturan dimensi Aktual dan Faktual. Tanpa harus ada keseimbangan isi berita. Namanya saja sudah informasi, walau disajikan terlambat tetap saja sebuah informasi.Kembali ke bumi pertiwi. Ternyata pengertian format Infotainment itu bukan acara memasak atau bedah buku. Pengertian format Infotainment justru sama dengan kata Entertainment News. Dari segi rundown, artistic, scenario, editing style, dan content, tidak ada perbedaan antara Infotainment dan Entertainment News. Lihat saja gaya E News ala CNN, ada lagi Entertainment Tonight ala Fox, dan yang juga heboh The Insider model CBS. Semuanya mirip dengan Silet, Hot Shot, Kabar-Kabari dan sebangsanya. Kalaupun beda hanya sedikit yaitu Host di Infotainment Indonesia biasanya selalu muda, cantik, sensual dan berwajah “kinclong” walaupun presentasinya datar2x saja. Toh, publik menyukai isinya bukan Hostnya. Sementara di Amerika, banyak penyiar gaek yang masih bertahan dilayar kaca entertainment. Lihat saja Pat O Brien di CBS yang usianya diatas 40 tahun. Atau Dirk Clark yang usianya diatas 60 tahun tapi menjadi langganan tetap program khusus Entertainment di akhir tahun.Sambil merenung dan menulis, saya jadi berpikir. Kalau pengertian format program Infotainment sama dengan program Entertainment News, “Jadi kalau ditanya Bill Moore, saya jawab apa ya?”. Iseng2x saya browsing ke internet. Lalu saya klik “i..n..f..o..t..a..i..n..m..e..n” , entah kenapa saya lupa menambahkan huruf T diakhir kata. Lalu klik! Ya ampun, semua tulisan berita di media cetak Indonesia menggunakan kata infotainmen bukan infotainment! Nggak ada yang pakai huruf T! Nah, ini dia solusinya. Kalau si Bill bertanya lagi pada saya, saya jawab saja “Well, in Indonesia we say Infotainmen without T”. Pasti si Bill bingung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar